Myungyeol FF:
Latihan pun dimulai. Semua anak-anak yang baru gabung diuji
skillnya. Sungyeol berkali-kali gagal merebut bola dan tidak terlalu baik
mendribell bola. Pikirannya terus mengarah ke Sulli yang sedang latihan
cheerleader di lapangan sebelah.
“BAAK!” bola basket mendarat diwajahnya. Darah segar mengucur
dari lubang hidungnya. Ia kesakitan.
“Aah.. maaf Yeol! Maafkan aku..”kata anak yang tidak sengaja
melempar bola kearah Sungyeol.
“Biar saja, Heejung. Seharusnya ia lebih berhati-hati dan
fokus pada latihan uji skill ini. Apa yang sedang kau pikirkan? Kalau kau tidak
idiot, kau harusnya menangkap bola yang dioper oleh temanmu kan?” kata Myungsoo
sambil berlalu. Sungyeol marah mendengar Myungsoo menyebutnya dengan kata-kata
“Idiot”.
“aku tau maksudmu...pasti kau berpikir kalau aku ini sangat
bodoh sampai-sampai bola pun tak bisa kutangkap” kata Sungyeol dengan darah
masih bercucuran dan hidungnya menjadi memar. Myungsoo menoleh kebelakang. Ia
hanya tersenyum kecut melihat keadaan Sungyeol.
“jika kau ingin masuk ke ekskul ini hanya demi seorang yeoja
yang kau taksir, kau hanya akan membuat dirimu ditendang dari sini. Tapi..jika
kau masuk ekskul cheerleaders aku yakin kau pasti akan ditempatkan dipiramida
paling atas. Semua orang yang melihatmu bermain bola basket juga pasti
berpikiran demikian” ejek Myungsoo.
Semua orang cekikikan mendengar kata-kata Myungsoo.
“kau terlalu gemulai dan memegang bola basket saja seperti
memegang Pom-Pom... hmm, mulai sekarang jika tak mau dipanggil banci olehku
besok kau harus lebih jantan....ehh maksudku kau harus lebih tangguh dalam
permainan bola basket, mengerti?” ujar Myungsoo tersenyum picik dan ia pun
berlalu dari hadapan Sungyeol. Sungyeol merasa kesal dengan namja yang sok
hebat itu. Ia mengambil bola basket yang didekatnya dan melempar dengan keras
kearah kepala Myungsoo. Seketika Myungsoo terkejut dan menoleh kebelakang.
Sungyeol segera berlari kearah Myungsoo dan mencengkeramnya.
“awas..kauu..kalau mencoba memanggilku banci!! Grrr” geram
Sungyeol. Semuanya panik dan berusaha melerai perkelahian itu. Tapi tidak
terlalu membantu karena Sungyeol sudah sempat mendaratkan kepalan tangannya
kearah mata Myungsoo, sehingga mata Myungsoo memar. Indoor ini sangat ramai dan
riuh karena aksi perkelahian antara Myungsoo dan Sungyeol.
Dirumah,
Sungyeol pulang dengan wajah yang penuh lebam. Ia menggeret tas sekolahnya dan
pergi kekamarnya. Tiba-tiba hyungnya memanggilnya dari arah ruang TV.
“Sungyeol, kenapa kau memulai perkelahian?” tanya Sunggyu
sedikit marah.
“Kepala sekolah sudah memberitahumu? Cepat sekali” guman
Sungyeol.
“katakan Sungyeol. Ada apa? Apa kau dan anak yang kau ajak
kelahi itu menyukai yeoja yang sama?”
“tidak, Hyung. Jangan pernah berpikir aku berkelahi hanya
karena masalah sepele!” kata Sungyeol.
“kalau begitu apa alasannya? Aku dengar anak yang kau ajak
kelahi itu kesal padamu karena kau yang memulai perkelahian dan melempar bola
basket kearah kepalanya?? apa itu benar kejadiannya begitu?” kini Sunggyu
mengeraskan suaranya.
“itu barang-barang siapa, hyung?” tanya Sungyeol saat ia
melihat ada setumpuk kardus besar dipojokan ruangan.
“jangan berusaha mengalihkan topik pembicaraan, Yeol”
Sunggyu mengeraskan suaranya lagi.
“aku kan hanya bertanya, hyung” guman Sungyeol lagi.
“aku juga bertanya padamu, Yeol”
“hyung jawab dulu pertanyaanku, itu barang-barang siapa?”
tanya Sungyeol penasaran.
“aku yang bertanya padamu duluan, kau jawab dulu
pertanyaanku!” kini Sunggyu makin kesal.
“Huuhh..aku mau ganti baju dulu, hyung. Nanti aku beritahu
jawabannya” kata Sungyeol sambil bangkit dari duduknya. Sunggyu hanya
menggeleng-gelengkan.
“aku juga akan memberitahu jawabannya kalau kau sudah ganti
baju” kata Sunggyu.
Sungyeol
sedang mengganti bajunya. Ia melihat kearah jam sudah jam 8 malam dan ini
saatnya makan malam. Saat Sungyeol mendengar suara-suara dari lantai bawah, ia
penasaran dan segera turun.
“Sungyeol, ayo kebawah perkenalkan dirimu! Anak Bibi Kim
sudah datang” teriak Sunggyu memanggil adiknya dari anak tangga.
“Ahh..iya, Hyung....MMWWOOOOO??” teriak Sungyeol terkejut.
Sunggyu dan Sungjong aneh melihat reaksi Sungyeol.
“kau...Sungyeol?” bingung anak bibi Kim itu.
“Myungsoo?” Sungyeol lebih bingung.
“Ohh...jadi kalian berdua sudah mengenal. Aku juga baru tahu
dari bibi Kim kalau Myungsoo sekolah di SMA DaeJoon, sekolahnya Sungyeol juga.
Jadi tidak heran kalau kalian terkejut saat bertemu” kata Sunggyu.
Di meja
makan. Sungyeol melahap makanannya sambil memandangi Myungsoo dengan pandangan
benci. Sedangkan, Myungsoo memandangi Sungyeol dengan santai.
“aku heran kenapa wajah kalian berdua lebam? Apa disekolah
ada kejadian pemberontakan? Dan kalian berdua menjadi korban?” tanya Sungjong
polos melihat Sungyeol dan Myungsoo yang wajahnya sama-sama lebam. Myungsoo dan
Sungyeol masih diam saling memandang.
“ehem..kalau perkiraanku benar, Myungsoo...”
“dia jawabannya, hyung. Anak ini yang bernama Myungsoo
adalah jawaban dari pertanyaan yang tadi Hyung tanyakan padaku” potong Sungyeol
sambil melahap daging asap dengan pandangan yang belum lepas.
“aku berkelahi karena Myungsoo meremehkanku dan memanggilku
banci, hyung!”
Myungsoo hanya terdiam dan dengan santai melahap daging
asapnya.
“Ohh... oia, Yeol. Dia juga jawabanku dari pertanyaan yang
tadi kau tanyakan” kata Sunggyu.
“Jadi barang-barang besar itu miliknya? Hah, mau ditaruh
dimana? Bikin rumah sempit saja” umpat Sungyeol.
“hyung, jangan berkata begitu. Dia kan baru datang” kata
Sungjong mengingatkan.
“Sungyeol, karena kamarmu besar. Myungsoo akan satu kamar
denganmu” kata Sunggyu santai dan bangkit dari duduknya. Sunggyu mencuci
mangkuknya sambil mendengar Sungyeol mengoceh tidak terima.
“Hyung! Mana mungkin aku bisa satu kamar dengan orang
seperti dirinya?? Dia sudah mengejekku banci, meremehkanku...”
“aku rasa kalau kalian terus ditempatkan ditempat yang sama,
kalian berdua akan akrab” ujar Sunggyu sambil tersenyum.
“hah..” guman Myungsoo tersenyum picik. Ia bangkit dari
duduknya dan mencuci mangkuknya.
“ada apa?? Apa kau merasa terhina saat aku bicara begitu?”
kesal Sungyeol.
“aku hanya merasa lucu saja mendengar ocehanmu daritadi..ah,
sudahlah itu tidak penting. Sunggyu-hyung bisa kau tunjukkan dimana kamar
Sungyeol?” tanya Myungsoo pada Sunggyu yang sedang menyeduh kopi.
“ooh, baiklah akan kutunjukkan” ujar Sunggyu.
“A..apa?? dia benar-benar akan satu kamar dengankuu?? Si
bodoh itu?” bingung Sungyeol.
“bukankah itu bagus, hyung? Siapa tau kalian berdua bertelur
dalam kamar..hehe” canda Sungjong yang sudah menghabiskan makanannya.
Sungyeol
sudah selesai makan. Ia berdiri didepan pintu kamarnya. Dan melihat dari celah
pintu kamar yang terbuka sedikit. Myungsoo sedang merapikan barang-barangnya.
Sungyeol yang masih kesal membuka pintu kamarnya. Myungsoo menoleh kearah
Sungyeol dan setelah itu ia fokus kembali pada barang-barangnya.
“tenang saja, aku akan sebisa mungkin menghemat ruangmu.
Jadi ruangan mu tidak akan terlalu sempit karena ada barang-barangku” ujar
Myungsoo sambil menaruh buku-bukunya di rak. Sungyeol masih tetap diam. Ia
tidur diranjangnya dan menatap langit-langit.
“hanya seminggu, tidak lama..” sahut Myungsoo. Sungyeol
melirik kearah Myungsoo yang sedang menggelar kasur di lantai.
“jam setengah 9 kau
mau tidur? Rajin sekali..” kata Sungyeol. Kini giliran Myungsoo yang diam. Ia
sudah terbaring di kasurnya dan tidur membelakangi Sungyeol. Sungyeol
perlahan-lahan menutup matanya, akhirnya ia tertidur pulas.
Esoknya,
jam 4 pagi. Terdengar suara berisik dari kamar Sungyeol. Suara itu berasal dari
jam waker milik Sungyeol, dan suara itu sangat mengganggu Myungsoo. Myungsoo
terbangun dari tidurnya sambil menutupi kupingnya.
“Aiishh, suara apa ini??” Myungsoo bingung. Ia segera
mencari sumber suara itu dan ternyata jam waker itu terletak diatas bantal disebelah
Sungyeol. Myungsoo segera mengambil dan meraihnya sebelum telinganya menjadi
tuli seketika.
“ya ampun, suara sekeras ini tapi tidak bisa membangunkan
anak ini? Apa telingannya tersumbat mangkuk nasi?” heran Myungsoo. Ia
meletakkan jam waker itu di atas meja dan segera siap-siap untuk berangkat ke
sekolah.
Myungsoo
sudah berpakaian rapi untuk berangkat ke sekolah. Ia melirik kearah Sungyeol
yang masih tertidur pulas. Ia ingin membangunkannya, tapi enggan untuk
melakukannya. Akhirnya, Myungsoo turun duluan.
“Myungsoo, kau sudah bangun?” Sunggyu terkejut melihat
Myungsoo sudah bangun sepagi ini, beda dengan dua adiknya.
“aku biasa bangun jam segini. Hmm, hyung sedang menyiapkan
sarapan?” tanya Myungsoo sambil menggantungkan tas sekolahnya di kursi.
“ahh..iya, maaf ya Myungsoo. Kami biasa sarapan dengan roti
bakar” jawab Sunggyu sambil tersenyum manis.
“ahh..tidak apa-apa, hyung. Aku juga biasa sarapan dengan
roti” kata Myungsoo sambil mengambil roti dan menyelaikannya dengan selai
kacang.
“Aku alergi coklat” tiba-tiba Myungsoo berkata demikian.
Sunggyu sedikit terkejut. Kini Sunggyu tidak merasa aneh, kenapa Myungsoo tidak
menjadi generasi pendiri toko coklat seperti ibunya, bibi Kim. Mungkin karena
alerginya, Sunggyu jarang melihat Myungsoo mampir ke kedai coklatnya seperti
adik-adiknya yang lain.
“hmm..sepertinya kau beda dari adik-adikmu, ya?” kata
Sunggyu. Ia meletakkan piring berisi roti yang dibalut dengan selai coklat dan
strawberry kesukaan adik-adiknya itu di meja makan.
“Sungjong suka coklat ya?” tanya Myungsoo.
“ya, dia sangat suka coklat. Tapi tidak seberapa dengan
Sungyeol. Sungyeol rajanya coklat” sahut Sunggyu.
“Sungyeol sangat suka coklat?”
“ya, dia sangat menyukainya. Jika rotinya tidak diberi selai
coklat ia enggan untuk sarapan. Aku buat roti dengan selai strawberry ini untuk
Sungjong. Dia anak manis yang sedikit feminim, tapi aku senang memiliki adik
sepertinya” ujar Sunggyu.
Myungsoo diam. Ia duduk dengan roti selai coklat
dihadapannya. Tiba-tiba terdengar suara hentakan kaki di tangga.
“Huaahh... selamat pagi^^” sapa Sungjong manis. semuanya
balik menyapa Sungjong. Sungjong duduk di kursi sambil menyeduh susu hangatnya.
“Waahh..selai strawberry lagi^^” senang Sungjong sambil
mengigit rotinya.
“ehh..hyung, Sungyeol-hyung telat bangun lagi???” tanya
Sungjong pada Sunggyu.
“yah, seperti biasa. Dia sudah berulang kali diingatkan tapi
hasilnya nihil” Jawab Sunggyu sambil mengunyah rotinya.
“huh, dasar Sungyeol-hyung” umpat Sungjong.
Sungyeol
dengan cepat menaikkan dasi sekolahnya. Ia buru-buru memakai kaos kaki dan juga
jas almameternya. Ia berlari di anak tangga hingga tangga itu menjerit berisik.
“TEGANYA...AKU TIDAK DIBANGUNKAN!!” Kesal Sungyeol saat
melintasi ruang Tv, tampak Sunggyu sedang bersiap-siap akan berangkat kerja.
“jam waker mu sudah sangat keras, tapi kau tidak bisa
bangun. Sepulang sekolah kita ke dokter THT!!” geram Sunggyu pada adiknya itu.
Sungyeol hanya mengendus kesal. Ia komat-kamit mengenakan sepatunya. Jantung
berdegup kencang karena takut akan telat datang ke sekolah.
Sungyeol
sekuat tenaga menyerobot trainway. Ia juga sudah berlari secara maksimal,
mengejar waktu dan berharap gerbang sekolah masih terbuka. Tapi sayangnya,
harapan Sungyeol kandas. Gerbang sekolah sudah ditutup. Dan Sungyeol tertangkap
basah terlambat oleh penjaga sekolah.
“kau lagi, nak? Apa kau sengaja terlambat demi bertemu
denganku? Hahaha” goda penjaga sekolah itu.
“tuan Park, kau ini ge-er sekali” kesal Sungyeol.
Sungyeol
dan beberapa anak lainnya yang datang telat dihukum keliling lapangan sekolah
sambil jongkok. Sungyeol terus-terusan mengendus kesal karena ia telat lagi dan
harus melakukan ini tiap kali ia telat.
Setelah
selesai dihukum, Sungyeol segera ke ruang kelasnya. Ia mendapatkan kelasnya
kosong. Ia bingung kenapa kelasnya kosong. Padahal sekarang pelajaran
matematika dan tidak mungkin anak-anak berada di lab. Dengan tampang bingung,
Sungyeol menaruh tas nya. Ia mendengar suara-suara riuh dari luar, Sungyeol
melihat keluar melalui jendela diruang kelas nya. Ia sangat terkejut karena di
lapangan belakang, anak-anak kelasnya sedang berkumpul dengan anak kelas 3-3,
kelas musuh bebuyutan mereka.
“Hei, Myungsoo! Kau... kenapa....” kata salah satu anak yang
wajahnya sudah babak belur. Ia terengah-engah dan tampak tidak kuat berdiri.
“aku sudah bilang... aku tidak pernah menjadikkan dia
sebagai pacarku..” sahut Myungsoo santai, ia tampak sehat-sehat saja. Seperti
tidak terkena pukulan dari anak yang terengah-engah itu sama sekali.
“Booo...hoongg!! kau.. kau pikir kau hebaaaatt??? Hhaaahh???”
anak yang sudah setengah sekarat dipukuli oleh Myungsoo itu berusaha
mendaratkan kepalan tangannya di wajah tampan Myungsoo. Tapi Myungsoo dengan
gesit menangkis tangan anak itu.
“Dengar, Byunghyun. Aku sama sekali... tidak menyukai gadis
itu. Dan aku tidak keberatan jika kau memilikinya” kata Myungsoo dengan nada
santai lagi.
“Myungsoo-oppa...Myungsoo-oppa...” terdengar suara yang
menyemangat dari anak-anak perempuan. Kim Myungsoo memang anak populer yang
sangat diidolakan di sekolah itu karena wajah tampan, Dan juga skill nya yang
bisa dibilang luar biasa.
Sungyeol terdiam. Ia bingung melihat aksi Myungsoo yang
sepertinya hebat dalam perkelahian. Beda sekali sewaktu Sungyeol menghajarnya
hingga wajah Myungsoo sampai lebam seperti itu. Apa karena Sungyeol sangat
marah, sehingga adrenalin nya keluar? Atau karena Sungyeol tanpa sadar hebat
dalam perkelahian? Atau....Myungsoo sengaja membuat Sungyeol terus
menghajarnya?. Ia terus menatap Myungsoo. Ia bingung kenapa Myungsoo membiarkan
dirinya menghajarnya? Seharusnya Myungsoo melawan Sungyeol dengan semaksimal
mungkin. Dan kalau Myungsoo melawan Sungyeol semaksimal mungkin waktu itu,
mungkin sekarang Sungyeol terbaring di rumah sakit karena saking parahnya. Sama
halnya Byunghyun. Ia sudah jatuh terkapar karena babak belaur dihajar Myungsoo.
Kelas 3-3 dan kelas 3-1 menyoraki kemenangan Myungsoo melawan Byunghyun
terutama para yeoja nya. Myungsoo hanya diam, ia tersenyum melihat Byunghyun
jatuh tersungkur tak berdaya. Dan tanpa sengaja Myungsoo melihat Sungyeol dibarisan
paling belakang. Myungsoo sedikit terkejut melihat Sungyeol ada ditempat
kejadian.
“waw, hukumannya cepat sekali selesainya” kata Myungsoo saat
ia menghampiri Sungyeol.
“tuan Park bosan menghukumku” sahut Sungyeol ketus.
“ooh, begitu ya?” Myungsoo berlalu dari hadapan Sungyeol
bersama teman-temannya. Mereka kembali ke kelas masing-masing. (bersambung)
myungsoo brutal ternyata,
BalasHapusjadi inget Hyunsoo *o*