the Password is "Annyeong Haseyo"

Photobucket

Rabu, 31 Agustus 2011

[FF] The sweetest is Love not CHOCOLATE (chapter 3)


          Sungyeol duduk dibangku. Ia mengamati Sulli yang asyik sedang bercanda dengan teman-temannya. Sekilas terdengar mereka sedang membicarakan Myungsoo. Sungyeol yang mendengarnya, menjadi malas untuk memperhatikan Sulli lagi. “Myungsoo..selalu Myungsoo” geram Sungyeol dalam hati. Tiba-tiba Sulli menghampiri Sungyeol. Sungyeol sedikit gugup karena Sulli tiba-tiba menghampirinya. Ini pertama kali!


“oppa.. apa kau satu rumah dengan Myungsoo-oppa?” tanya Sulli pada Sungyeol. Sungyeol menjadi bad mood saat Sulli mengatakan nama “Myungsoo” di tengah pertanyaannya.
“hmm..iya begitulah, memang kenapa?” jawab Sungyeol.
“aaahh, sudah kuduga!”
“kau..tau darimana??” bingung Sungyeol.
“rumahku dekat dengan kedai coklatnya, akhir-akhir ini aku jarang melihat bibi Kim. Aku yakin dia pasti sedang ada urusan keluar negeri, karena waktu dua hari yang lalu aku melihat bibi Kim sedang perpisahan dengan Myungsoo-oppa. Dan aku mendengar kalau bibi Kim akan menitipkan Myungsoo-oppa dirumah Sunggyu-oppa” jelas Sulli sambil tersenyum manis.
“apa kau tau Sunggyu-hyung adalah kakakku?”
“ya, aku langganan di kedai coklat Myungsoo-oppa. Dan Sunggyu-oppa adalah pegawai yang sangat aku kagumi, karena dia baik dan juga ramah. Dia pernah cerita kalau dia punya adik yang bernama Sungyeol dan sekolah di sekolah yang sama denganku” ujar Sulli. Sungyeol mengangguk mengerti.
“jadi... apa kau mau membantuku, oppa?” tanya Sulli.
“bantu apa?”
“maaf, oppa. Aku memang tidak terlalu dekat denganmu selama dua tahun ini... tapi, aku sangat menyukai Myungsoo-oppa semenjak ia pindah ke komplek yang sama denganku..”
“ohoho...maaf, Sulli. Aku saja tidak dekat dengannya” kata Sungyeol segera menolak. Sungyeol tahu kalau Sulli minta di jomblokan dengan Myungsoo melalui dirinya.
“Oppa.. apa kau tidak mau membantuku? Setidaknya kalau tidak berhasil aku tidak akan menyalahkanmu” kata Sulli. Sungyeol terdiam.
“Oppa.. aku mohon..” Sulli sangat memaksa.
“jadi...”
“...jadi kita satu kelompok dalam pelajaran kesenian ya, oppa^^. Sebelumnya terima kasih. Aku akan menjadwalkan kerja kelompok kita selalu di rumahmu!” potong Sulli sambil meninggalkan Sungyeol. Sungyeol hanya bengong. Ia belum selesai mengucapkan kata-katanya, tapi Sulli seenak jidat memotong pembicaraannya.
“Sulli..padahal aku ingin bilang...Jadi, kau sama sekali tidak menyukaiku?? T^T” sedih Sungyeol.
                Sungyeol pulang telat. Ia telat karena ia mendapat peringatan atas keseringannya terlambat datang ke sekolah. Ia membuka pintu rumahnya, dan mendengar suara riuh dari ruang TV. Tampak Sungjong dan Myungsoo sedang asyik bermain game. Sungyeol memutar bolamatanya dan ia segera pergi kekamarnya. Tiba-tiba handphone Sungyeol berdering. Ada sms dari Hyung!

Sungyeol, hari ini aku pulang telat dan aku tidak akan ada dirumah sampai jam 12 malam. Tolong belikan roti dan juga cemilan untuk dirumah! Ada uang di atas dispenser.
Sungyeol segera mengganti bajunya dan mengambil uang seperti yang Sunggyu-hyung katakan. Ia pergi ke supermarket dan membeli roti juga cemlian sesuai yang Sunggyu-hyung katakan.
Sesampai dirumah...
“Semuanya!! Hari ini Sunggyu-hyung lembur kerja. Ini ada cemilan” kata Sungyeol sambil meletakkan cemilan dihadapan Sungjong dan Myungsoo yang sudah terkapar kelelahan bermain game.
“waaaww!! Ada ViStick^^” seru Sungjong senang. Myungsoo tampak memilih-milih cemilan yang dibeli Sungyeol. Sungyeol mengamati Myungsoo yang daritadi menyingkirkan cemilan rasa coklat.
“Myungsoo-hyung! Mau Vistick??” tawar Sungjong. Myungsoo menggeleng karena melihat ada baluran coklat pada kue stick itu.
“ini saja” kata Sungyeol. Sungyeol memberikan snowlight, kue yang sangat empuk dan terbuat dari adonan mereng. Myungsoo tanpa ragu-ragu memakannya. Tapi saat ia memakannya.
“..ini... rasa coklat??” tanya Myungsoo deg-degan.
“iya.. semua cemilan ini rasa coklat. Kenapa emangnya? Bukankah enak saat kau memakan kue dan didalamnya ternyata ada rasa coklat yang meleleh dilidahmu..”
“hupphhh!!!” Myungsoo segera pergi ke toilet. Sungjong dan Sungyeol aneh melihat Myungsoo yang tiba-tiba lari ke toilet.
“Ehhh... ada apaa??” bingung Sungyeol. Myungsoo seperti habis memuntahkan makanan yang barusan ia makan. Ia membalikkan tubuhnya. Dan itu membuat Sungyeol juga Sungjong menjerit histeris.
“Huuaahh...!! lidahhmuu...!!!” shock Sungyeol melihat lidah Myungsoo membesar hingga mulut Myungsoo tidak muat menutupnya. Sungjong pun demikian.
“inina semabna aweu eda uka oklat..aweu ayegi” kata Myungsoo yang bicaranya sudah tidak benar. Sungyeol sebenarnya menahan tawa. Wajah Myungsoo yang tampan ternyata bisa hilang hanya dengan coklat yang sangat manis itu. Akhirnya mereka memutuskan hari ini juga mereka menemui dokter alergi.
                Esok hari minggu. Lidah Myungsoo tampak mengecil dari sebelumnya karena ia menetesi lidahnya dengan obat alergi sesuai dosis dari dokter.
“Myungsoo-hyung. Lidahmu tidak separah yang kemarin” kata Sungjong. Myungsoo mengangguk. Ia masih enggan untuk bicara karena takut membuat Sungyeol menahan tawanya lagi.
“bagaimana keadaanmu, Myungsoo?” tanya Sunggyu. Myungsoo hanya menjawab dengan anggukan kepala.
“kita sangat bertolak belakang, ya? aku suka coklat dan kau..alergi coklat..ckckck” tawa Sungyeol. Myungsoo mendengarnya. Lalu Myungsoo menulis sesuatu dikertas dan menunjukkannya pada Sungyeol.
Dan aku populer disekolah..sedangkan kau PECUNDANG disekolah..
kita memang sangat bertolak belakang ya :D

Sungyeol mengendus kesal saat membaca tulisan itu. Ia menatap sinis Myungsoo. Sebaliknya Myungsoo ia juga menatap sinis Sungyeol. Tiba-tiba suara hanphone Sungyeol terdengar. Ia membuka dan itu adalah SMS dari Sulli. Sungyeol terperanjat karena Sulli akan datang hari ini juga. Tapi melihat keadaan Myungsoo membuatnya sedikit senang.
“Myungsoo, Sulli mau kerumah. Ia sekarang satu kelompok kesenian denganku” ujar Sungyeol pamer. Myungsoo memutar bolamatanya, tak peduli.
                Terdengar suara bel rumah. Sungyeol dengan cekatan membuka pintu rumah dan mendapatkan Sulli berdiri dihadapannya. Sungyeol senang bisa melihat Sulli sedekat ini tapi ia bingung kenapa Sulli datang dengan tangan kosong.
“Sulli..kau tidak bawa bahan-bahan yang kita bagikan waktu itu?” tanya Sungyeol aneh.
“hheemm...soal itu gampang. Ada 3 minggu untuk mengerjakannya. Lagipula aku sudah mengerjakan setengahnya, kok. Jadi jangan kahwatir” jawab Sulli menenangkan. Sungyeol tersenyum.
“jadi..kau ada keperluan apa datang kemari?”
“..Myungsoo-oppa ada??” Sulli tampak tidak mendengar pertanyaan Sungyeol dan langsung menanyakan Myungsoo.
“Oh, kau kesini karena itu? Ehmm..dia ada di..” belum selesai menjawab, Sulli dengan seenaknya menyerobot ruang Tv dan berteriak karena terkejut.
“Omo..! Myungsoo-oppa, kau kenapa?? Kenapa lidahmu..?” Sulli sangat iba dengan keadaan Myungsoo. Myungsoo hanya menangkis tangan Sulli yang berusaha mengelus dan membelai wajahnya. Myungsoo tampak tidak nyaman dengan kedatangan Sulli dan segera pergi menjauh.
“Wahh...ada Sulli?” tiba-tiba Sunggyu masuk kedalam ruang Tv. Sulli tersenyum dan membungkuk menghormat pada Sunggyu.
“ada apa kesini Sulli?” tanya Sunggyu.
“ehmm..aku kesini untuk menengok Myungsoo. Aku dengar dari Sungyeol, kalau Myungsoo-oppa sedang sakit” jawab Sulli polos. Sungyeol bingung dengan jawaban dari Sulli. Sungyeol sama sekali tidak pernah cerita tentang keadaan Myungsoo pada Sulli.
“Oh, jadi begitu ya. Ayo sini Sulli, ada banyak cemilan” ajak Sunggyu. Sulli dengan senang hati menerima ajakan Sunggyu. Myungsoo menatap Sungyeol saat ia mendengar kalau Sulli datang kesini untuk menengoknya. Kemudian Myungsoo segera pergi kekamar.
“Oia, Sungyeol-oppa! Sebenarnya Myungsoo-oppa kenapa? Kau belum cerita secara detail” kata Sulli sambil mengunyah keripik kentangnya. Sungyeol terdiam. Ia menaikkan alis kirinya, sebenarnya Sungyeol amnesia atau Sulli sedang mengada-ada.
“Oppa..” seru Sulli.
“dia alergi coklat” tiba-tiba Sungjong berkata.
“hah? Alergi coklat? Ya ampun kasihan sekali. Itulah sebabnya kenapa Myungsoo-oppa selalu memberikan hadiah coklat valentine-nya dari semua orang untukku” kata Sulli manja.
“Sulli..bisa bicara sebentar?” tanya Sungyeol segera menggeret Sulli.
Dihalaman belakang rumah..
“Sulli! Sebenarnya kau ini kenapa? Aku kan tidak pernah cerita tentang Myungsoo kepadamu!” tanya Sungyeol sedikit emosi.
“Sungyeol-oppa! Jangan berteriak padaku. Sebaiknya kau diam saja. Aku kan sedang berusaha mendekati Myungsoo-oppa!” sahut Sulli mengatupkan bibirnya. Sungyeol cengo’ dengan jawaban Sulli.
“tapi yang kau katakan itu kan tidak benar?”
“Sungyeol-oppa, kau bilang.. kau tidak dekat dengan Myungsoo-oppa kan? mungkin aku bisa mendekatkan kalian berdua” kata Sulli tersenyum manis.
“aku tidak butuh. Aku tidak pernah mau akrab dengannya” Sungyeol menolak.
“kalau begitu..biarkan aku bertindak, aku berkata begini dan begitu kau cukup mengiyakan saja! Kau bilang kau mau membantuku kan?” ketus Sulli. Sungyeol terperanjat kaget.
“aku sama sekali tidak ingat aku bilang mau membantumu dekat dengan Myungsoo!” sentak Sungyeol.
“Cttakk!!” Sulli menyentikkan dua jarinya didahi Sungyeol. Sungyeol mengusap-usap karena kesakitan.
“Aww.. kau ini Sulli..”
“kau amnesia ya? dikelas kau kan bilang begitu! Itulah sebabnya aku berani datang kerumahmu demi Myungsoo, kalau kau tidak membantuku mungkin aku tidak akan datang kerumahmu demi Myungsoo sampai kau mau membantuku!” ujar Sulli. Kemudian Sulli balik dan masuk kedalam rumah. Sungyeol bengong mendengar perkataan Sulli tadi yang keras. Ia tidak menyangka gadis yang disukainya, ternyata sangat nyolot.
               (bersambung) 

1 komentar:

  1. grrr... sulli-nya nyebelin nih, myungsoo pasti marah deh tu sama yoyolnya -o-

    BalasHapus