the Password is "Annyeong Haseyo"

Photobucket

Senin, 05 September 2011

[FF] The sweetest is Love not CHOCOLATE (chapter 4)


       Malamnya, Sungyeol duduk diatas meja belajarnya. Ia mengusap-usap dahi yang memar karena ulah jentikkan jari jahil Sulli. Tiba-tiba Myungsoo datang dan masuk kedalam kamarnya. Ia tampak sedikit geram. Lidahnya sudah mulai menyusut dan bibirnya sudah bisa menutup. Myungsoo meletakkan gelas dengan keras. Sungyeol terkejut. Ia melihat didalam gelas itu adalah minuman teh dari rosemary.


“kau saja yang minum!” sentak Myungsoo. Kini ucapannya sudah jelas.
“a, apa ini?” bingung Sungyeol.
“racikan dari Sulli. Kenapa kau sok tau sekali. Kau cerita padanya kalau aku suka teh rosemary??? Padahal aku sama sekali tidak suka..apa lagi baunya..weekk” kata Myungsoo sambil menggeser gelas itu hingga jaraknya dekat sekali dengan Sungyeol.
“maaf saja, tapi aku tidak pernah cerita tentang dirimu pada Sulli. Aku saja baru kenal kau tiga hari ini! Mana aku tahu kalau kau tidak suka teh rosemary” ujar Sungyeol menyangkal. Myungsoo terdiam. Sepertinya ia juga berpikir kalau Sungyeol tidak tahu apa-apa tentang dirinya.
“yeoja neommu pabo” tawa Myungsoo. Ia lalu pergi keluar kamar.
“Myung..Myungsoo! apa Sulli sudah pulang?” tanya Sungyeol. Myungsoo hanya menganggukkan kepalanya.
                Esoknya hari senin mereka sekolah. Tumben, hari ini Sungyeol sedang waras dan ia berangkat tepat waktu. Ia berangkat dengan Myungsoo.
“sudah dapat kabar dari ibumu?” Sungyeol membuka pembicaraan ditengah-tengah perjalanan. Sungyeol merasa ia tidak boleh diam-diam terus dengan Myungsoo. Myungsoo menggeleng.
“aku sudah kirim e-mail, SMS, tidak dibalas....aku telepon, dia angkat dan dia tutup lagi. Katanya dia sangat sibuk” jawab Myungsoo dengan mimik dinginnya.
“hemmm... baguslah kalau begitu. Setidaknya kau dengar suara ibumu” kata Sungyeol tersenyum. Myungsoo memandangi wajah Sungyeol yang sepertinya menyimpan rasa sedih.
“apa kau sensi jika berbicara tentang ibu?” tanya Myungsoo hati-hati.
“aha! Tidak..untuk apa aku sensi? Aku sudah lupa dengan suara ibuku.. aku rasa itu memang harus dilupakan” Sungyeol menundukkan kepalanya.
“kenapa?” Myungsoo yang juga merasa harus dekat dengan Sungyeol, berusaha bertanya tentang Sungyeol.
“dulu waktu aku masih SMP. Aku berusaha mengingat suara ibuku dan ayahku..tapi, jika semakin lama aku mengingatnya aku merasa tidak merelakan kepergian mereka. Aku menjadi egois, merasa hidup ini tidak adil..dan..yaa, begitulah” jelas Sungyeol.
“aku juga lupa dengan suara ayahku..” Myungsoo berusaha membuat Sungyeol nyaman.
“setidaknya, ayahmu masih hidup. Dia hanya bercerai saja iya kan?”
“aku tidak tau bagaimana rasanya kehilangan kedua orangtua untuk selamanya. Tapi mempunyai pengalaman ditinggal oleh Ayah, aku rasa aku sedikit mengerti perasaanmu” Myungsoo memandang wajah Sungyeol lagi. Sungyeol pun memandang wajah Myungsoo. Kini mereka saling pandang-pandangan. Kemudian, Sungyeol menundukkan kepalanya.
“kau tau, Myungsoo? Kau masih jauh beruntung daripada aku. Aku kehilangan kepercayaan diri semenjak orangtuaku meninggal. Itulah sebabnya aku cupu..bahkan pecundang, seperti yang kau katakan padaku” guman Sungyeol. Myungsoo ingat apa yang ia tulis saat ia bilang kalau dirinya populer dan Sungyeol adalah pecundang. Ia merasa sedikit bersalah dan menyesal.
“kata-kata yang kutulis itu...sama sekali tidak benar, Yeol. Aku hanya kesal padamu...” belum Myungsoo melanjutkan kata-katanya. Trainway sudah datang.
“Myungsoo..ayo masuk” ajak Sungyeol. Mereka berdua masuk dan mereka duduk bersebelahan di dalam trainway. Tak ada sepatah katapun terucap lagi. Bahkan Myungsoo tidak melanjutkan kata-katanya yang tadi.
                Sepulang sekolah. Sungyeol harus masuk ekskul basket. Sekarang adalah latihan melempar bola ke ring dengan jarak 3 meter dari ring basket. Sungyeol dan yang lainnya berusaha memasukkan bola. Semuanya tampak berhasil, tapi tidak bagi Sungyeol. Sudah puluhan kali ia berusaha melempar basket tapi ia hanya berhasil mencetak 5 angka.
“Bodoh! Kau ini benar-benar cheerleaders ya?? masa melakukan shoot dari jarak 3 meter saja tidak bisa?” umpat salah satu anak yang daritadi kesal melihat Sungyeol tidak berhasil memasukkan bola.
“sudah kelas 3 tapi seperti anak kelas 3 SD saja melakukan Shoot”
Sungyeol terdiam. Ia tidak mendengarkan kata-kata orang yang terus mengejeknya.
“heii..diakan sudah berusaha, biarkan saja dia...MENJAMUR dilapangan!” umpatan lagi dari seorang anak yang membuat semua anak bersorak menertawakan Sungyeol.
“BAAAK!!!” bola basket mendarat di kepala Sungyeol. Sungyeol tersungkur jatuh karena kesakitan. Ia berusaha bangkit tapi lemparan kedua mengenainya lagi.
“haha! Begitu saja JATUH?? Dipertandingan nyata kau akan mendapatkan lemparan keras lebih dari itu. Benar-benar seperti yang dikatakan Myungsoo. Kau itu Ban...”
“BUUGG!” Myungsoo menonjok wajah anak yang daritadi banyak omong itu.
“jaga ucapanmu, dipertandingan nyata jika kau tidak menjaga sikap. Kau akan mendapatkan pukulan yang lebih keras daripada itu!” bentak Myungsoo. Anak yang ditonjok Myungsoo itu jatuh terkapar kesakitan. Myungsoo menatap semua anak yang tadi merendahkan Sungyeol. Semuanya tampak takut dengan Myungsoo. Mereka menunduk dan berpura-pura tidak tahu.
“jika aku dengar ada yang berusaha merendahkan anak ekskul disini lagi. Aku tidak sungkan-sungkan merontokkan gigi kalian semua. Apa kalian mengerti?!!!” teriak Myungsoo yang wajahnya sudah seperti devil.
“Me..mengerti..” jawab semua anak ekskul sigap.
Sepulang sekolah..
“Sungyeol!” tiba-tiba Myungsoo memanggil Sungyeol dari belakang. Sungyeol menengok kebelakang dan ia mendapatkan Myungsoo sedang berlari-lari mengejarnya.
“mau ke pusat kota dulu?” ajak Myungsoo. Sungyeol sedikit aneh melihat Myungsoo bicaranya padanya dengan senyuman yang tulus.
“ahh? Tapi ini sudah jam 6 sore??”
“tak apa, aku yakin Sunggyu-hyung dan Sungjong tidak keberatan kita jalan-jalan sebentar” ujar Myungsoo menarik lengan Sungyeol.
“eh, tapi..mau apa??” Sungyeol kebingungan.
“sudah lama aku tidak ke pusat kota” senang myungsoo.
Sungyeol gembira. Ia senang bisa sedikit akrab dengan Myungsoo. Padahal awalnya, ia sangat membenci Myungsoo. Tapi, Myungsoo sudah membelanya di ekskul dan kini Myungsoo minta diantar jalan-jalan kepusat kota^^.
                Mereka berdua sudah berada di pusat kota. Mereka bermain di arena permainan digital. Makan gulali, minum soda dan tawa canda terurai diwajah mereka. Tampaknya Myungsoo memang mau berteman akrab dengan Sungyeol dari awal. Tapi, Sungyeol terlalu egois untuk menyadarinya.
Disebuah kedai hiburan. Pasangan Myungyeol ini tampak sedang mengamati gadis-gadis korea yang lalu lalang didepan mereka dengan pakaian super sexy bak model.
“Yeoja itu..ukuran dadanya berapa ya?” Sungyeol penasaran.
“aku lebih penasaran dengan ukuran celana dalamnya” Myungsoo bercanda >__<
“ahahahaha... kau ini” guman Sungyeol sambil memukul pelan punggung Myungsoo.
“oia.. aku penasaran. Waktu aku baru gabung di ekskul basket. Kenapa kau membiarkan aku memukul wajahmu berulang kali? Padahal waktu kau berkelahi dengan Byunghyun, anak preman yang suka berkelahi itu kau dengan mudahnya mengalahkan dia. Dan...kau tampak tidak terkena pukulan sama sekali?” tanya Sungyeol. Myungsoo menundukkan kepalanya.
“waeyooo?” tanya Sungyeol, maksa. Myungsoo menatap wajah lucu Sungyeol dan ia tersenyum.
“karena..daridulu aku tertarik padamu” jawab Myungsoo sambil menegak sodanya.
“tertarik? Kau suka padaku? o.O” Sungyeol tidak mengerti.
“yaapp...begitulah :D. Aku pikir wajahmu yang lucu itu asyik jika dijadikan teman.. maksudku kau terlihat polos”
“Polos?? Aku polos?? Yang benar saja, Myungsoo!”
“aku berpikir teman-temanku disekolah menganggapku sebagi tameng dan tidak ada yang tulus berteman denganku. Karena aku selalu mendapatkan ranking pertama dikelas, selalu menjuarai kompetisi basket, dan..ya kau tau, disukai banyak yeoja di sekolah..” kata Myungsoo.
“apa karena aku polos aku bisa dijadikan budak olehmu? Disuruh sesukamu?” Sungyeol masih tidak percaya.
“tidak..aku tidak akan melakukan hal tega itu padamu, Yeol!” kini giliran Myungsoo yang menepuk pundak Sungyeol. Tapi yang ini lebih keras sehingga membuat Sungyeol sedikit merasa sakit.
“kau suka Sulli?” tanya Sungyeol. Myungsoo yang sedang minum menjadi tersedak. Ia cekikikan. Sungyeol aneh melihat tawa Myungsoo.
“yeoja itu banyak bohongnya. Selalu mengarang cerita. Tak kusangka aku harus menderita karena kebohongannya” Myungsoo mengelap mulutnya dengan tisu.
“hmmm... sepertinya begitu. Aku rasa ia berbohong demi kau” ujar Sungyeol.
“aku suka padanya..”Sungyeol tanpa sungkan mengatakan hal itu. Myungsoo terkejut.
“entahlah..dia lebih suka padamu”
“Tenang saja...dia bukan tipe yang kusuka, lohh...” Myungsoo menenangkan Sungyeol.
“Myungsoo..sudah jam 8! Ayo kita pulang” Sungyeol segera menarik lengan Myungsoo dan segera pergi ke sheltter Trainway.
                Besok hari ulang tahun Sulli! Sungyeol yang masih menyimpan perasaan suka pada Sulli sangat gembira menerima undangan. Myungsoo yang juga mendapat undangan, malah menjadikan kertas undangan itu sebagai pengelap kaca jendela kamar Sungyeol yang sudah banyak debunya itu.
“kau yakin mau datang, Yeol?” tanya Myungsoo meyakinkan.
“tentu saja! Mungkin aku akan menyatakan perasaannya padanya” jawab Sungyeol semangat.
“kalau begitu aku tidak akan hadir. Takut mengganggu aksi konyol mu” kata Myungsoo.
“ehhh...tidak, tidak... kau juga ikut! Kau harus bilang padanya kalau kau tidak suka pada Sulli!”
“kau gila? Kau menyuruhku untuk bilang pada Sulli kalau aku tidak suka padanya di hari yang sama kau menyatakan perasaanmu??” Myungsoo bingung tak habis pikir.
“lalu bagaimana kalau dia menolak perasaanku karena ia masih suka padamu?? Kalau kau terang-terangan bilang padanya kau tidak suka pada Sulli. Aku yakin dia akan berhenti mengejarmu dan mau memberikanku kesempatan untuk menjadi kekasihnya!” jelas Sungyeol. Myungsoo hanya geleng-geleng kepala.
“kumohon Myungsoo......JEBAL^^!!” mohon Sungyeol dihadapan Myungsoo. Myungsoo mengangguk mengerti.
“Iyyeeyy!! Kau baik sekali!” senang Sungyeol. (Bersambung)

1 komentar:

  1. yeee~ akhirnya akrab jug kekeke...
    eh, tadi pas uyol tanya 'Kau menyukaiku?' kirain mereka bakalan jadian aja gitu abis itu #plakk

    BalasHapus