the Password is "Annyeong Haseyo"

Photobucket

Minggu, 11 September 2011

[FF] The sweetest is Love not CHOCOLATE (chapter 8)


Sementara itu Sungyeol sedang berada dirumah Sulli. Dilubuk hatinya ia sangat mengkahwatirkan Myungsoo. Sulli datang dan tersenyum kearah Sungyeol.

“sekarang keadaan sekolah sudah berubah, chagi” kata Sulli tersenyum.
“maksudmu?” tanya Sungyeol.
“sekarang tidak akan ada yang ditakutkan lagi. Kim Myungsoo sudah sangat jatuh. Aku sudah berhasil merobohkan popularitasnya! Kini, ia pasti tidak akan berani menyentuh semua anak dikelas” sahut Sulli puas.
“kau pernah bilang kalau kau suka padanya..”
“itu dulu.. sekarang aku sangat membencinya..aku tahu kalau dari dulu dia hanyalah banci. Mana ada laki-laki sekeren Myungsoo takut dengan coklat?”
“dia alergi bukan takut..” kata Sungyeol. Sulli memutar bola matanya.
“.. menurutku itu pecundang!” ketus Sulli.
“oppa..” Sulli memanggil Sungyeol dengan nada manja. sungyeol menoleh kearah Sulli. Sulli sudah mendekatkan wajahnya ke Sungyeol. Sungyeol tahu kalau itu adalah tanda-tanda Sulli ingin mencium Sungyeol.

“oppa.. ciumlah aku..” pinta Sulli mendesah. Sungyeol ingin saja menerima bibir Sulli. Tapi, entah kenapa ia teringat akan wajah Myungsoo. Myungsoo yang saat itu menciumnya, dan ia sadar kalau ciuman pertamanya adalah Myungsoo. Belum sempat mencium, Sungyeol segera mendorong Sulli. Sulli tersentak kaget saat menerima penolakan dari Sungyeol.
“Oppa!”
“Sulli, aku harus pergi!” kata Sungyeol sambil berlalu.
“Oppa! Kau ini kenapa?”

                Dirumah Sungyeol melihat keadaan rumah sangat berantakan. Seperti habis mengadakan pesta. Lalu, Sunggyu masuk kedalam ruang tengah untuk membereskan ruangan tersebut.
“Hyung, ada apa disini??” bingung Sungyeol.
“Susah dijelaskan!” ketus Sunggyu.
“ahhh.. Hyung, kau ini kenapa!”
“kalau kau selalu ada dirumah akan sangat mudah menjelaskan apa yang barusan terjadi dirumah ini” Sunggyu segera meninggalkan Sungyeol sambil membawa barang-barang yang menyampah diruang tersebut. 

Sungyeol terdiam. Ia membantu kakaknya untuk beres-beres meski hanya sedikit. Saat sudah selesai. Sungyeol segera kekamarnya. Ia membuka pintu kamarnya tapi ia merasa ada yang janggal. Ya, tidak ada Myungsoo didalam kamar itu. Ia bingung ada dimana Myungsoo. Ia segera mencari tahu kekamar Sungjong. Dan seperti dugaannya, Myungsoo tidur berdua dengan Sungjong didalam kamar itu. Sungyeol merasa cemburu saat melihat mereka berdua tidur berpelukan diatas ranjang. Selama ini Myungsoo hanya menggelar kasur dibawah padahal ranjang Sungyeol cukup besar untuk dua orang. Sungyeol menutup pintu kamar Sungjong dan pergi kekamarnya. Ia duduk dan masih merasa bersalah. kini, hubungan yang sudah baik ia hancurkan sendiri hanya karena seorang wanita.

                Hari ini adalah pengumuman tentang kelulusan. Semua anak kelas 3 sangat bahagia karena mereka semua lulus dan rata-rata mendapatkan nilai yang baik. Sungyeol berusaha menyerobot keramaian untuk melihat papan pengumuman nilai anak kelas 3. Saat sungyeol sudah berada didepan kerumunan ia sangat gembira karena ia juga lulus dan nilainya cukup memuaskan.

Sungyeol reflek menoleh kesamping karena ia merasa ada yang menabraknya tidak sengaja. “itu Myungsoo” guman Sungyeol dalam hati sambil melihat Myungsoo ada disampingnya, sedang melihat hasil pengumuman juga. Myungsoo tampak tidak menyadari keberadaan Sungyeol yang berdiri tepat disampingnya. Myungsoo hanya tersenyum kecil saat tahu dirinya lulus, lalu ia pergi. Sungyeol merasa merindukan orang itu. Tapi, ia merasa canggung lagi dengan Myungsoo.

“Yo, Myungsoo! Akhirnya kita tidak akan pernah bertemu lagi!” teriak Byunghyun lantang. Myungsoo yang sedang duduk tenang di kantin sambil minum soda merasa terganggu melihat Byunghyun yang berteriak padanya. Myungsoo ingin sekali menghajarnya, tapi ia menahan itu.

“ikut aku!” Byunghyun menyeret Myungsoo keluar kantin. Semua murid yang menyaksikan itu dikantin tampak kahwatir dan was-was. Ini pasti ada pertarungan lagi!.
Kini, Byunghyun dan Myungsoo berdiri berhadapan. Mereka menatap satu sama lain dibelakang sekolah yang tanahnya cukup luas untuk berkelahi. 

“kau tahu, Myungsoo? Aku akan menghajarmu sampai kau tidak bisa bernafas. Mungkin ini perkelahian kita yang terakhir.. dan aku tidak yakin kalau kau akan tetap hidup habis melawanku” ujar Byunghyun sombong. Ia bertolak pinggang meremehkan Myungsoo yang sudah terlihat lemah popularitasnya. Myungsoo hanya tersenyum kecut menertawakan sikap Byunghyun yang sok terhadapnya.
“kata-katamu itu sungguh tidak menciutkan nyaliku..” kata Myungsoo sambil pergi meninggalkan Byunghyun. Byunghyun merasa terhina karena Myungsoo begitu saja meresponnya. Ia melempar batu kearah Myungsoo dan itu mengenai pundak Myungsoo. Myungsoo menghentikan langkahnya dan ia menoleh kebelakang. Air wajahnya sudah berubah.

“Byunghyun! Kalahkan si alergi brengsek itu!” tiba-tiba terdengar suara yeoja yang Myungsoo kenal. Ternyata itu suara Sulli. Sulli dan teman-temannya ternyata sedang menonton aksi Byunghyun dan Myungsoo. Myungsoo makin benci dengan pemandangan ini.

“Sulli sayang~ kau mau aku apakan laki-laki idiot ini?” tanya Byunghyun sambil mengecup manis pipi Sulli.
“aku ingin kau mencopot matanya. Aku ingin matanya dijadikan aksesoris untuk cincinku” kata Sulli sambil meremas keras Byunghyun manja. Myungsoo tidak percaya ini. Sulli adalah pacar Sungyeol. Tapi ternyata Sulli berselingkuh dengan Byunghyun. Myungsoo tidak bisa menahan amarah yang semakin menjadi-jadi ini.
“Sungyeol bodohku tidak mampu melawan laki-laki brengsek ini, chagiya~ aku mohon.. habiskan dia sekarang juga..” desah Sulli sambil masih meremas keras Byunghyun. Ia memainkan pahanya di selangkangan Byunghyun dan itu terlihat membuat Byunghyun menjadi terangsang.
“aku akan melakukannya untukmu, chagi~” ujar Byunghyun mantap. Ia  mencium bibir Sulli. Byunghyun dengan wajah haus membunuhnya segera pergi mendekati Myungsoo sambil mengepal keras tangannya. Tapi, ia tidak tahu kalau Myungsoo lebih haus membunuh darinya. Belum sempat mendaratkan pukulannya, Myungsoo segera menyundul kepala Byunghyun sekeras mungkin.

“BAAK!” terdengan keras bunyi benturan kepala manusia hingga membuat Byunghyun terkapar ditanah seketika dan ia merintih kesakitan. Semua orang yang menonton berteriak bersamaan saking terkejutnya. Wajah Myungsoo memerah dan ia tampak belum puas melakukan hal itu. Ia menambah dengan menekan perut Byunghyun dengan kaki kirinya dan kemudian ia menghentakkan kaki kirinya sekeras mungkin hingga mengenai ulu hati Byunghyun. Byunghyun benar-benar kesakitan hingga ia kehabisan suara untuk berteriak kesakitan. Myungsoo menyeret Byunghyun dan membawanya kearah tempat Suli berdiri. Sulli ketakutan karena menatap mata Myungsoo yang menunjukkan rasa bencinya itu.

“Duuakk!” Myungsoo melempar tubuh lemah Byunghyun kearah Sulli hingga Sulli ikut jatuh terkapar ditanah. Semua teman-teman Sulli berteriak dan berlarian menjauh dari Myungsoo.
“Dasar Bodoh!! Cepat bangun, Byunghyun!! Kau ini lemah sekali!! AAAAAHHHH!!” teriak Sulli kesakitan. “Kau kenapa berat sekali, hah!!!! Aaahhh kakiku!”.
Myungsoo meninggalkan dua sejoli yang 10 menit lalu membuatnya jengkel. Ia pergi untuk mendinginkan kepalanya yang habis menyundul kepala keras Byunghyun. Ia sedikit tenang sudah melakukan hal itu.

Dirumah, terpasang wajah bahagia Sunggyu saat melihat adiknya Sungyeol sudah bisa makan malam bersama lagi dengannya. Ia juga bahagia karena Myungsoo dan Sungyeol sudah lulus SMA.
“chukkae hamida buat dua hyungku yang sudah bekerja keras selama ini^^ akhirnya kalian lulus” senang Sungjong sambil mengucapkan salam.
“terima kasih, Jong” kata Myungsoo sambil merangkul Sungjong yang ada disebelahnya. Sungyeol hanya tersenyum melihat mereka berdua tampak akrab dari sebrang meja. Bahkan Myungsoo sudah memanggil Sungjong dengan nama akrab.
“rencananya kalian akan kemana? Kau akan kemana Myungsoo?” tanya Sunggyu sambil melahap nasinya.
“aku akan ke Jepang besok” jawab Myungsoo. Sungyeol yang mendengar itu langsung batuk karena tersedak nasi. Myungsoo memandang Sungyeol yang sedang tersedak itu.
“ah? Benarkah? Apa kau akan benar-benar mengurus toko coklat di sana?”
“iya, hyung. Aku akan menutup toko coklat disini karena investasinya yang sudah mengurang selama ditinggal ibuku. Aku akan menjualnya dan menggunakan uang tersebut sebagai dana tambahan untuk toko coklat di Jepang” Myungsoo masih melihat Sungyeol. Tapi, Sungyeol tetap menundukkan kepalanya.
“hmm.. kalau kau, Yeol?” tanya Sunggyu pada adik pertamanya ini.
“ma, maaf aku mau kekamarku!” kata Sungyeol sambil bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan mereka semua diruang makan.
“dia itu masih aneh ya rupanya..” guman Sungjong.

Myungsoo masuk kedalam kamar Sungyeol. Lampunya sudah padam dan ia melihat Sungyeol sudah terbaring dikasurnya. Myungsoo menghela nafas dan ia segera menggelar kasur untuk tidurnya.
“kau bodoh, ya?” tiba-tiba Sungyeol membuka matanya dan berbicara pada Myungsoo.
“apa maksudmu?” bingung Myungsoo.
“kau lihat? Kasurku ini cukup luas untuk dua orang tapi kau masih menggelar kasur untuk tidur??” ujar Sungyeol sambil memberi ruang dikasurnya. Myungsoo masih diam.
“ayo tidur dikasur saja!” ajak Sungyeol. Tanpa berkata apa-apa lagi Myungsoo segera tidur diranjang yang sama dengan Sungyeol. Myungsoo sudah menutup matanya dan ia pun tertidur. Sungyeol membalikkan badannya dan ia kini tidur menghadap ke Myungsoo. Dilihatnya wajah tampan Myungsoo yang sangat elegan meskipun ia tertidur. Sungyeol masih bisa melihat bentuk bibir Myungsoo meski lampu kamarnya sudah padam. Ia ingin mengusap pipinya sebagai tanda perpisahan. Tanpa disadari, Sungyeol meneteskan 
airmatanya. Ia merasa menyesal dengan perbuatan yang sudah ia perbuat.

Esoknya, Sungyeol tiba-tiba membuka matanya. Ia kaget dan ia melihat jam weker disebelah kepalanya. “sudah jam 3 pagi” katanya dalam hati. Sungyeol menoleh ke kanan dan ia melihat Myungsoo yang sedang merapikan barang-barangnya. Sungyeol pura-pura tertidur saat Myungsoo sesekali melihat kearahnya. Myungsoo sangat ingin membangunkan Sungyeol tapi ia urung niatnya.

Myungsoo sudah siap untuk pergi, rencananya Sunggyu dan Sungjong akan mengantar Myungsoo ke bandara dengan meminjam mobil pick up milik teman Sunggyu.
“kau benar-benar tidak mau ikut?” tanya Sunggyu memastikan.
“ya, aku dirumah saja. Lagipula mobilnya tidak cukup, kan?” jawab Sungyeol tersenyum.
“Sungyeol-hyung. Aku bisa kok dipangku!” kata Sungjong dengan nada lembutnya. Sungyeol menggelengkan kepalanya.
“kau pikir pergi ke Bandara itu seperti pergi ke pasar. Kau pasti akan sangat kelelahan kalau dipangku terus karena perjalanan yang jauh” ketus Sungyeol menepis lemah kearah kepala Sungjong. Sungjong hanya memanyunkan bibirnya.
“kalau perlu aku duduk di bak belakang saja” ujar Myungsoo tiba-tiba.
“haha, tidak usah sampai segitunya Myungsoo” kata Sungyeol memukul pundak Myungsoo sambil bercanda. Myungsoo hanya mengeluarkan smirk-nya saja.
“ya sudah.. ayo kita berangkat..” kata Sunggyu. Semuanya masuk kedalam mobil kecuali Sungyeol. Akhirnya mobil pick up sewaan itu melaju jauh dari rumah Sungyeol. Sungyeol mengendus sedih. “aku bahkan belum mengucapkan kata perpisahan pada Myungsoo” kata Sungyeol menyesal. Menyesal? Tentu saja ia menyesal! Ia harus mengucapkan sesuatu ke Myungsoo!.

Sesampai di bandara, Sunggyu, Sungjong, dan Myungsoo berdiri didepan keberangkatan. Myungsoo memandangi dua orang itu yang sudah berbaik hati mengizinkannya untuk tinggal bersama.
“terima kasih, Sunggyu-hyung... dan Sungjong. Kalian sudah mau mengizinkanku... bahkan memenuhi kebutuhanku..” kata Myungsoo.
“tidak usah berterima kasih begitu.. aku hanya bisa memberikan kau makan dan tempat tidur.. tidak..”
“tapi aku sangat senang, hyung. Lagipula.. gara-gara tinggal dirumah hyung aku menjadi bisa menghilangkan alergiku” ujar Myungsoo tersenyum. Sungjong memeluk Myungsoo dengan tiba-tiba. Myungsoo pun membalas pelukan Sungjong.
“Myungsoo-hyung.. kembalilah ke Korea! Aku dan juga hyung-ku pasti sangat merindukanmu..” isak Sungjong. Ia sudah meneteskan air matanya semenjak mereka sampai di bandara. Myungsoo tersenyum, ia mengelus-elus punggung ramping Sungjong. Sunggyu yang ikut terbawa suasana akhirnya memeluk Myungsoo juga. Mereka bertiga kini berpelukan. Mereka memanfaatkan ini sebagai perpisahan. Mereka melepas pelukan mereka dan Myungsoo sudah siap untuk pergi. Ia berhenti sejenak dan masih memikirkan Sungyeol.
“Hyung.. sampaikan salamku pada Sungyeol” kata Myungsoo. Sunggyu mengangguk mengerti. Lalu, Myungsoo memantapkan langkahnya dan ia sudah melihat jarak pintu keberangkatan luar negerti sudah dekat dengan dirinya. Tapi, tiba-tiba ..

“KIM MYUNGSOO!!!” teriak seseorang dari kejauhan. Myungsoo reflek menoleh kebelakang dan ia terkejut saat melihat Sungyeol yang ternyata memanggilnya.
“Sungyeol??” bingung Sunggyu melihat adiknya yang tiba-tiba muncul.
“PABO!” Sungyeol mendorong pundak Myungsoo hingga hampir membuatnya terjatuh.
“ke, kenapa??” bingung Myungsoo.
“aku belum sempat mengucapkan salam perpisahan..” kata Sungyeol masih terengah-engah.

Myungsoo tersenyum melihat Sungyeol yang menyusulnya.
“.. Kim Myungsoo.. jangan pergi..” pinta Sungyeol.
“aku harus, Yeol. Aku tidak bisa hidup bergantung terus..”
“kita bahkan baru saja menjadi teman yang dekat. Kita baru saja punya hubungan yang baik..!”
“ya, dan kau baru saja merubah semua hal..” ujar Myungsoo pelan. Sungyeol terdiam mendengar ucapan Myungsoo.
“aku sudah sangat bahagia saat kita berdua menjalin hubungan yang baik.. tapi karena kau bukan teman pendengar yang baik, kau hampir saja mendapat pukulan dariku”
“Myungsoo! Maafkan aku!!” Sungyeol memeluk erat Myungsoo. Myungsoo membalas lebih erat pelukan Sungyeol.
“aku.. tidak ingin kau pergi! Hu hu hu.. kumohon tetap disini.. aku pasti akan merindukanmu, merindukan sikapmu yang kadang-kadang sombong dan meremehkan keadaan.. tapi aku tahu kau adalah orang yang pengertian dan juga peduli!! Aku tidak mau kehilangan sosok orang sepertimu!!” tangis Sungyeol semakin menjadi. Myungsoo menjadi sedih.
“kau.. mau meninggalkan aku demi coklat, Myungsoo???” Sungyeol masih menangis. Myungsoo merenggangkan pelukannya dan ia melihat wajah Sungyeol yang sudah basah karena air mata.
“sepertinya.. kau sudah menyadarinya duluan, ya?” ujar Myungsoo tersenyum. Kini Myungsoo mengeluarkan senyuman terbaiknya. Ia terlihat sangat manis dan wajahnya seperti anak perempuan yang polos.
“menyadari apa?” bingung Sungyeol.
“Kalau.. yang termanis itu adalah cinta bukan COKLAT” kata Myungsoo. Sungyeol melebarkan senyumannya hingga giginya yang rapi terlihat jelas. Myungsoo pun ikut tersenyum. Mereka berdua tertawa bersama.
“kau pintar mengarang-ngarang kata yang romantis ya” kata Sungyeol sambil menyubit lengan Myungsoo. Myungsoo merintih kesakitan dan masih tertawa.
Sungyeol mencium bibir Myungsoo untuk kedua kalinya. Myungsoo sedikit terkejut saat menerima ciuman dari Sungyeol dan merasa sedikit bahagia meski ciuman tadi hanya 0,1 detik. Sunggyu dan Sungjong yang melihat itu juga terkejut tak percaya.
“anggap saja ini hadiah perpisahan.. aku takut tidak bisa merasakannya lagi.. hehe” kata Sungyeol malu.
“aku mengerti.. Sungyeol” Myungsoo tersenyum lagi. Ia mengambil dua tasnya lagi dan bersiap-siap untuk pergi ke Jepang.
“jadi kau benar-benar akan ke Jepang?” Sungyeol sedikit kecewa. Myungsoo mengangguk.
“tenang saja, aku akan mengirim kabar dan jika ada waktu aku akan sesekali mengujungi rumahmu..”
“kau harus menepati janjimu..” kata Sungyeol memaksa. Myungsoo mengangguk tersenyum. Ia pun masuk ke pintu keberangkatan luar negeri. Sungyeol, Sunggyu, dan Sungjong menatapi pintu keberangkatan itu.
“Yeol, ayo pulang..” ajak Sunggyu.

Diperjalanan, mereka bertiga tampak diam-diaman karena kelelahan. Sungyeol masih tersenyum-senyum karena ia melihat pesawat terbang melintas jauh diatas mobil mereka. Sungyeol memikirkan itu adalah Myungsoo.
“Sungyeol, ngomong-ngomong.. tadi kau ke Bandara naik apa..?” tanya Sunggyu.
“iya, Hyung... kami kaget sekali melihatmu ada disana tepat waktu” kata Sungjong. Sungyeol hanya tersenyum-senyum.
“bisa dong, Sungyeol gitu loh..” kata Sungyeol senang.
“aku tanya serius.. aku penasaran sekali.. kita kan tidak punya kendaraan sama sekali. Kenapa kau bisa sampai ke bandara” sunggyu masih bersikeras bertanya.
“tentu saja naik taxi yang cepat..” sahut Sungyeol sambil memandang keluar kaca.
“taxi?? Memangnya kau punya uang sebanyak itu? Naik taxi ke bandara kan mahal, Yeol” ujar Sunggyu tak percaya.
“tentu saja aku punya.. aku kan pakai uang tabungan Sunggyu-hyung..hehe” kata Sungyeol tanpa salah.
“APPAAAA???????????????????? ITU KAN UANG UNTUK BAYAR LISTRIK! PABO KAU YEOL!!! AAAAHHKKHH!!!!!!!”
(THE END) 

2 komentar:

  1. yaaah kirain MyungYeol mo hidup bahagia selamanya gitu, ternyata myungsoo jadi ke Jepang... u.u

    dari part 1 sampe part 8 baca ff ini ngalir aja gitu, bahasanya rapi, lucu, ga ngebosenin, suka pokonya ^^
    Keep Writing ya! \^^/

    BalasHapus
    Balasan
    1. dah lama gak buka blog ternyata ada yang komen XD
      makasih ya dah bacaa

      Hapus